Kehidupan Manusia 50 Tahun ke Depan akan Mendambakan Kehidupan 150 Tahun yang lalu
"Hidup adalah menyadari tentang keberadaan diri kita. Di mana kita berada, siapa yang ada di sekeliling kita, keadaan lingkungan seperti apa, dan asumsi apa yang akan terjadi ke depannya. Merenungkan hidup adalah cara untuk memaksimalkan tujuan hidup dan meluaskan pengaruhnya terhadap sesama dan alam."
Perubahan?!!! Sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan manusia. Setiap waktu kehidupan ini berubah. Perubahaan yang dirasakan terbentuk dari perubahan kecil yang tergabung menjadi satu. Memang kita tidak dapat menghindari perubahaan, tetapi kita bisa mengarahkan perubahan meskipun tidak pasti. Sadar ataupun tidak sadar, diri pribadi manusia memiliki kontribusi terhadap perubahan, baik terhadap lingkungan alam sampai pada perubahan terhadap dirinya sendiri.
Kita sebagai manusia tidak akan sanggup mendefinisikan dasar dari suatu hal maupun akhir dari hal yang berubah ( tidak ada awal dari suatu kondisi, akhir pun tidak akan pernah berakhir ). Maka dari semuanya itu, hal yang menjadi fokus kita adalah pembelajaran dari masa lalu mewujudkan harapan di masa depan. Posisi kita jelas sekali berada di masa sekarang, maka kita sebagai seorang manusia yang menyadari bahwa perubahan senantiasa akan terjadi, hendaknya mengarahkan perubahan pada suatu kondisi yang membahagiakan. Untuk mewujudkan suatu kondisi yang membahagiakan, bukanlah suatu hal yang mudah, bahkan definisi kebahagiaan pun dapat diresapi berbeda-beda. Jadi, bagaimana caranya kita mencapai sesuatu yang kita sendiri tidak mengerti dengan jelas definisinya?! Untuk itu ada baiknya kita memperhatikan perubahan dari masa ke masa dan manfaatnya bahkan akibat yang ditimbulkannya. Kenapa saya katakan pada judul di atas bahwa kehidupan 50 tahun yang akan datang akan mendambakan kehidupan 150 tahun yang lalu, padahal secara umum manusia menanti-nantikan masa depan yang dianggap akan memberikan kehidupan yang sangat moderen?!
Mari kita coba telusuri kehidupan dulu dan sekarang. Kehidupan pada masa dulu tidaklah secanggih sekarang, tetapi kecanggihan sekarang tidaklah mengganggu pemikiran kehidupan pada masa dulu, karena hidup manusia senantiasa membiasakan diri. Ada pribadi manusia yang sanggup hidup dengan uang 5000, sedangkan ada pribadi lain yang membutuhkan 50000 untuk bisa hidup. Kembali pada hidup di masa dulu, hidup manusia kebanyakan berperan sebagai petani yaitu seberapa yang ditanam, segitu juga yang dipetik. Kalau ada lebih bisa dibagi-bagi ke yang lain. Walaupun hidup dalam lingkup desa, tidak begitu mendunia seperti sekarang yang luas, hidup pun dilalui dengan indah juga. Pada masa dulu memang tidak ada televisi apalagi bioskop, tetapi ada opera, tidak ada waterboom tetapi ada sungai dan air terjun yang luas yang masih sangat indah. Perubahan perlahan tapi pasti telah mengubah semua itu ke arah yang disebut sebagai modernisasi. Pertanyaannya, apakah semua itu menjadikan hidup kita lebih baik? Pada dasarnya baik atau buruk merupakan sebuah persepsi tetapi tetap merupakan sebuah patokan akan sebuah hasil, jadi perlu dipertimbangkan apakah hal tersebut yang baik bersifat sementara atau berkepanjangan. Dunia makin moderen, kehidupan manusia diukur dari kekayaan. Dahulu alam milik bersama, sekarang tempat wisata membutuhkan tiket masuk yang diukur dengan uang. Uang dijadikan alat untuk mengontrol gaya hidup manusia. Keadaan ekonomi sekarang membicarakan tentang uang, barang-barang yang tercipta akibat perubahan gaya hidup dan penemuan-penemuan yang dikatakan sebagai penunjang kehidupan yang lebih baik. Akankah itu sedang terjadi ataukah akan terjadi dan menjadi lebih baik? Mari kita lihat, ternyata kehidupan perekonomian sekarang tidak seimbang, negara kaya semakin kaya sedang yang miskin tetap miskin bahkan semakin miskin karena berbagai alasan, apakah karena dieksplor oleh negara kaya ataupun ketidaksanggupan dalam mengolah sumber kehidupan. Kesenjangan antara kaya dan miskin akan terus terjadi, di mana negara mampu akan berkembang sedangkan negara tidak mampu akan terkontrol olehnya yang akan menyebabkan penderitaan bagi warga negaranya. Pada suatu saat nanti, negara-negara tidak mampu akan bangkrut karena tidak mampu lagi membeli barang-barang maupun sumber alam yang ditawarkan.
Dunia telah berubah. Pertumbuhan jumlah penduduk yang begitu pesatnya dapat menimbulkan kesulitan tersendiri. Kebutuhan akan pangan, tempat tinggal, dan berbagai kebutuhan penting lainnya dapat menjadi sebuah masalah besar di dalam kehidupan. Setiap negara memenuhi kebutuhan hidup warga negaranya dengan cara masing-masing. Akibat banyaknya jumlah penduduk, ada berbagai pihak yang melakukan pengundulan hutan untuk tempat tinggal. Ketidakseimbangan alam terjadi hingga mengakibatkan terjadinya berbagai bencana alam. Suatu saat nanti, mungkin sumber di bumi ini akan habis sehingga di saat itulah kemungkinan lahir di bumi ini sebagai manusia bukan lagi sebuah keberuntungan besar seperti yang pernah kita tahu selama ini ( bahwa kesempatan dapat lahir sebagai manusia di bumi ini sangatlah langkah ). Mari kita cermati berbagai hal yang terjadi pada lingkungan kita. Setiap hari secara umum kehidupan kita pasti memakai listrik untuk berbagai kebutuhan hidup, listrik di dalam kehidupan kita sebagian besar didapatkan dengan melalui penggunaan minyak bumi. Pengeboran minyak bumi yang terus menerus merupakan masalah besar terhadap lingkungan. Penurunan tanah pasti akan terjadi secara berkala, sadar ataupun tidak sadar hal itu terjadi. Di samping ada berbagai akibat lain yang mungkin terjadi. Kebutuhan akan alat-alat elektronik juga menimbulkan masalah. Pembuatan berbagai alat elektronik dilakukan dengan menggali berbagai sumber daya alam yang ada. Semakin banyak penemuan di bidang teknologi, semakin besar pula penambangan terhadap mineral alam terjadi. Apa yang akan terjadi apabila penambangan yang berlebihan?! Penambangan ataupun penggalian terhadap sumber alam yang berlebihan dapat mengakibatkan sampah bagi lingkungan kita. Semakin banyak barang yang dapat kita pakai, semakin besar pula sampah yang harus kita buang. Dengan kata lain, sumber-sumber alam seperti mineral alam, biji plastik ( yang telah menjadi gadget ) yang seharusnya berada di dalam tanah kita pindahkan ke atas, ibarat buku-buku yang terlampau banyak tanpa rak. Kenapa demikian? Karena berbagai mineral tersebut yang tadinya tersusun rapi di bawah tanah setelah diambil akan tersebar ke mana-mana setelah menjadi berbagai barang. Apalagi pengolahan sampah bukanlah sebuah tindakan yang mudah untuk dilakukan. Lihatlah di sekeliling kehidupan kita.
Sadar ataupun tidak sadar, semua hal yang diungkapkan di atas sedang terjadi ataupun akan terjadi. Apa yang harus kita lakukan terhadap semuanya itu? Ada yang memilih menjalani kehidupan ini mengikuti perubahan yang terjadi ( ke mana arah arus sungai mengalir, ke situlah perahu saya akan bersinggah ), tetapi ada beberapa hal sederhana yang bisa kita lakukan dengan tanpa menyengsarakan hidup kita. Kita dapat mengurangi penggunaan kertas sehingga penggunaan kayu bisa dikurangi, hutan akan lebih terjaga. Bukankah itu sesuatu yang baik?! Mengurangi penggunaan kertas juga menjadi penghematan terhadap keuangan kita karena kertas dibeli dengan uang. Memang terkadang sebagian orang hanya peduli ketika dia yang harus membeli, tetapi tahukah anda bahwa langsung ataupun tidak langsung berbagai hal dalam hidup ini saling berterkaitan. Misalnya, ketika kita berpikir bahwa kertas di kantor bukanlah kertas kita jadi cuek saja pemakaiannya, tetapi pernahkah kita berpikir bahwa semua peralatan, bahan apapun yang ada di kantor dibeli dengan uang yang akan menjadi biaya pada perusahaan. Apabila biaya operasional tinggi maka keuntungan didapatkan semakin berkurang. Keuntungan yang berkurang merupakan pertimbangan penting untuk kenaikan gaji bagi karyawan yang salah satunya adalah kita yang di dalamnya. Semua hal itu balik ke kita masing-masing. Penggunaan plastik juga bisa dikurangi dengan membawa kotak makanan ketika membeli. Di samping lebih higienis, sampah akan lebih berkurang di rumah dan sekitar kita. Semakin banyak sampah yang harus kita buang, semakin besar pula biaya sampah yang harus kita bayar setiap bulannya. Mari kita belajar mengurangi pemikiran bahwa dengan membayar semuanya menjadi suka-suka kita. Ingatlah bahwa uang yang kita dapatkan membutuhkan pengorbanan waktu dan pikiran. Gunakanlah dengan bijak sehingga kehidupan yang nyaman akan berpihak kepada kita.
Kehidupan pada masa dulu, seperti yang banyak diceritakan para terdahulu kita, memang berbeda dengan hidup sekarang. Kita sebagai anak jaman sekarang mungkin menyebutnya “ketinggalan jaman”, tetapi sebenarnya ada juga berbagai hal di jaman dulu tidak mudah dilakukan jaman sekarang. Terlepas dari apa yang ada dan tidak ada di jaman dulu maupun jaman sekarang, apa yang harus kita coba lakukan adalah mensyukuri apa yang bisa kita dapatkan sekarang ini. Belajar berbagi bagi yang membutuhkan apabila kita berlebih ( walaupun sekarang ini banyak orang yang susah merasa berlebih, tetapi saya percaya bahwa masih banyak orang yang peduli, itulah berlebih, mungkin anda salah satunya ).
Apa yang tertulis di dalam artikel hanyalah sebuah pendapat pribadi saya, bukan merupakan sebuah penilaian ataupun keputusasaan terhadap sebuah kehidupan. Semoga saja apa yang tertulis pada judul di atas tidak terjadi. Semoga di dalam hidup ini kita dapat saling peduli dan saling berbagi. Terima kasih buat anda para pembaca.
“Bersabarlah mempelajari sesuatu hal, karena sesuatu hal itu senantiasa tetap sedangkan pikiran kita melaju mendekatinya”
Kisman Hong
Seorang yang menjadi bagian dari kehidupan